Value Proposition menjadi suatu yang penting bagi para investor dalam menilai suatu startup. Mereka akan melihat secara spesifik Value Proposition tersebut, untuk mendapatkan value apa yang start up tersebut tawarkan dan kepada siapa value tersebut ditawarkan. Oleh karena itu, penting bagi Kita untuk memahami secara mendalam Value Proposition.

Value Proposition adalah suatu pernyataan singkat dan dapat diuji mengenai value  yang ditambahkan oleh suatu startup. Value Proposition berisi tentang manfaat dan nilai yang suatu startup sampaikan ke customer, dimana menjadi alasan utama bagi mereka untuk membeli dan membayar kepada staratup tersebut. Oleh karena itu, untuk menciptakan Value Proposition yang baik, Kita harus mengexplore beberapa hal, yaitu:
1. Bagaimana produk Kita menyelesaikan masalah customer dan meningkatkan taraf hidup mereka
2. Manfaat seperti apa yang ditawarkan melalui produk Kita
3. Unique selling points yang membuat Kita berbeda dari para kompetitor

Berikut Template Value Proposition untuk mempermudah Kita dalam mencipatakan Value Proposition dari startup Kita:

"Kami menawarkan (produk) untuk (customer) yang memiliki masalah dengan (problem). 
Kami menyelesaikan masalah tersebut dengan (solusi).
Kami berbeda karena (unique selling proposition)."

Untuk memberikan gambaran penggunaan template tersebut, berikut contoh Value Proposition dari salah satu perusahaan listrik mikro di India,

"Kami menawarkan pay as you go solar energy system untuk pemilik toko di daerah terpencil di India yang belum terjangkau listrik yang memiliki masalah dengan tidak adanya cahaya yang menerangi toko mereka di malam hari sehingga mereka tidak dapat berkompetisi dengan toko yang lain. 
Kami menyelesaikan masalah tersebut dengan  sistem yang menyediakan listrik di malam hari selama 3-5 jam yang dapat menerangi toko-toko tersebut sehingga menaikanpendapatan harian sebesar 15% atau lebih.
Kami berbeda karena kami memberikan kemudahan pembayaran untuk para pemilik toko."

Jika Kita sudah merumuskan Value Proposition dari startup Kita, ada beberapa hal yang perlu kita analisis lebih lanjut, yaitu:
1. Apakah Value Proposition Kita spesifik?
2. Apakah poin-poin yang menjadikan kita berbeda dapat diuji?
3. Apakah solusi yang kita tawarkan fit dengan masalah yang ada?
4. Apakah customer kita sudah didefinisikan dengan baik dan jelas?

Keempat pertanyaan ini akan membantu kita mengevaluasi secara kontinyu Value Proposition yang telah kita rumuskan serta memberikan perbaikan dan meningkatan kualitas Value Proposition startup Kita.-DeraHafi-

Seperti yang saya sampaikan di tulisan sebelumnya (Struktur Organisasi Start Up), di tahap akhir dari sebuah start up, terdapat enam anggota inti, yaitu: CEO, CTO, CFO, WP Penjualan, CMO, dan COO. Penting bagi kita memahami tanggung jawab dan jobdesc dari posisi-posisi tersebut karena kebutuhan tiap perusahaan akan anggota inti berbeda-beda.

CEO (Chief Executive Officer)
CEO merupakan posisi paling penting bagi startup. Dia adalah pemimpin startup dan perwakilan startup tersebut baik di internal maupun eksternal perusahaan. Selain itu CEO juga bertanggung jawab untuk:
  1. mendesain dan mengomunikasikan visi perusahaan
  2. memotivasi anggota tim
  3. merekrut anggota tim
  4. memprediksi trend pasar
  5. memaparkan strategi bisnis perusahaan
  6. mengatur pembiayaan dan anggaran perusahaan
Dengan tanggung jawab yang besar seperti itu, CEO menjadi kunci utama penentu keberhasilan dari suatu startup. Ketika seorang CEO menjalankan tugasnya dengan baik, maka tim akan termotivasi untuk berkontribusi dan yakin untuk mewujudkan visi perusahaan. Sebaliknya, ketika seorang CEO lalai, maka tidak hanya tim yang tidak termotivasi, bahkan kondisi penjualan produk pun bisa terpengaruh buruk.

CTO (Chief Technology Officer)
Tanggung jawab seorang CTO, yaitu:
  1. mengintegrasikan pengembangan produk
  2. memahami dan mengikuti perkembangan teknologi saat ini serta menerapkannya
  3. memanage pengembangan produk
Jika di awal pembentukan startup, kita merasa tidak punya keahlian khusunya dibidang teknologi, kita bisa menghire seorang CTO untuk mengcover kekurangan kita dalam pengembangan produk. Selain menjadi seorang yang ahli teknologi, seorang CTO juga harus mampu menjadi seorang pemimpin.

CFO (Chief Financial Officer)
CFO bertanggung jawab atas segala urusan finansial perusahaan seperti pelaporan, funding, dan penyusunan anggaran. Selain itu, CFO juga bertanggung jawab untuk:
  1. menyusun strategi penggalangan dana
  2. pada tahap awal start up, CFO bertanggung jawab pada penggajian dan sumber daya manusia
  3. membahas keuangan perusahaan dengan CEO
  4. merumuskan dokumen keuangan

Wakil Presiden Penjualan 
WP Penjualan bertanggung jawab untuk menghasilkan income bagi perusahaan. Tugas-tugas utamanya yaitu:
  1. Menghasilkan keuntungan
  2. Merumuskan strategi pemasaran dengan CMO
  3. Memahami kebutuhan konsumen dan menjadikannya sebagai pertimbangan untuk membangun nilai tambah untuk produk

CMO (Chief Marketing Officer)
CMO bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi pemasaran suatu startup. CMO menciptakan citra perusahaan di mata pihak luar perusahaan. Selain itu, CMO juga bertanggung jawab mengurusi kehumasan dan riset pasar.

COO (Chief Operating Officer)
COO bertanggung jawab untuk menangani operasional internal perusahaan. Peran-peran COO bagi perusahaan , yaitu:
  1. memanage perusahaan
  2. sebagai penghubung antara CEO dan karyawan
  3. mengatur bisnis inti perusahaan

Pada tahap awal startup, posisi-posisi tersebut tidak terlalu penting. Biasanya CEO akan menangani tanggung jawab kesuluruhan posisi tersebut sendiri. Yang terpenting, seiring berkembangnya startup kita, kita kembangkan SDM kita dengan menghire orang-orang yang kreatif, fleksibel, dan penuh semangat untuk mengisi posisi-posisi yang dibutuhkan startup kita nantinya. -DH-  

Hari ini saya memulai lagi thesis saya yang telah terbengkalai sebulan lebih. Saya pun mempelajari ulang dari awal hingga akhir tulisan saya yang lalu. Ternyata banyak teori dan framework yang bermanfaat buat bisnis saya. Salah satunya Porter's Value Chain.